A.GERAKAN
PEMBAHARUAN WAHABI
1. SEJARAH SINGKAT MUHAMMAD BIN ABDUL
WAHAB
Muhammad bin Abdul Wahab lahir di
Uyainah, daerah Nejed. pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H, 29 Syawal
di Dar’iyah (Najd).
Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang ahli
teologi agama Islam, seorang tokoh pemimpin gerakan keagamaan yang pernah
menjabat sebagai mufti Daulah Su’udiyyah, yang kemudian berubah menjadi
Kerajaan Arab Saudi. Para pendukung pergerakan ini sering disebut Wahabbi,
namun mereka lebih memilih untuk menyebut diri mereka sebagai Salafis atau
Muwahhidun, yang berarti “satu Tuhan”.
Nama Wahhabi atau al-Wahhabiyyah kelihatan
dihubungkan kepada nama ‘Abd al-Wahhab itu bapa kepada pengasasnya, al-Syaikh
Muhammad bin ‘Abd al-Wahhab al-Najdi. Bagaimanapun, nama Wahhabi dikatakan
ditolak oleh para penganut Wahhabi sendiri dan mereka menggelarkan diri mereka
sebagai golongan al-Muwahhidun karena mereka mendakwa ingin mengembalikan
ajaran-ajaran tawhid ke dalam Islam & kehidupan murni menurut sunnah
Rasulullah
2.
GERAKAN PEMBARUAN MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
Muhammad bin Abdul Wahab dan pengikutnya
menamakan kelompoknya dengan al-Muwahidun (pendukung tauhid).
Sedangkan wahabi adalah julukan yang diberikan musuh-musuh mereka, yang juga
dipakai oleh orang-orang Eropa dan akhirnya menjadi biasa. Dengan ayahnya ia
belajar fiqh mazhab Hambali, tafsir dan hadits. Ia juga banyak mempelajari
kitab-kitab karangan Ibnu Taimiyah dan Qayyim al-Jauziyyah.
Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab memulai dakwahnya di Basrah.
Dan di antara pendukung
dakwahnya di kota Basrah ialah Syeikh Muhammad al-Majmu’i. Tetapi Syeikh Muhammad bin `Abdul
Wahab bersama pendukungnya mendapat tekanan dan ancaman dari sebagian ulama
yang dituduhnya sesat. Wahab
bersama pendukungnya mendapat tekanan dan ancaman dari sebagian ulama yang
dituduhnya sesat. Akhirnya mereka meninggalkan Basrah dan mengembara ke
beberapa negeri Islam untuk menyebarkan ilmu dan pengalamannya.
Beliau ke al-Ahsa menemui
gurunya Syeikh Abdullah bin `Abd Latif al-Ahsai untuk
mendalami beberapa bidang pengajian tertentu yang selama ini belum sempat
dipelajarinya dan kemudian ia kembali ke kampung asalnya Uyainah.
1. KERANGKA PEMIKIRAN MUHAMMAD BIN ABDUL
WAHAB
Kerangka pemikrian Muhammad bin Abd.
Wahab berangkat dari pemahaman ketauhidan kepada Allah. Ia membagi ketauhidan
menjadi dua, yaitu tauhid uluhiyah dan tauhid
rububiyah. Tauhid uluhiyah artinya tauhid untuk menetapkan bahwa sifat
ketuhanan itu hanya milik Allah, dengan penyaksian bahwa tidak ada Tuhan selain
Allalh, yang dilahirkan dengan mengucapkan kalimat “Laa Ilaaha
Illallah”. Selain itu hanya berbakti kepada-Nya saja. Dengan kata
lain, kepercayaan bahwa Tuhan yang menciptakan alam ini adalah Allah dan hanya
berbakti kepadanya. Sedangkan tauhid rububiyah artinya
kepercayaan bahwa pencipta alam ini adalah Allah, tapi tidak dengan mengabdi
kepada Allah.
Dalam pemikiran Muhammad bin Abd.
Wahab, tauhid uluhiyah inilah yang dibawa oleh para nabi dan
rasul, sementara tauhid rububiyah hanyalah bentuk
penyelewengan pengabdian manusia kepada selain Allah. Dengan demikian ia
berpendapat bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan manusia dari
kemusyrikan dan kegelapan adalah kembali kepada kitabullah. Menurut Muhammad
bin Abd hal ini sejalan dengan pemikiran Muhammad bin Abd. Wahab agar umat
manusia kembali kepada Rasulullah dan para sahabatnya sebagai suri tauladan
yang sangat baik bagi manusia.
Pemikiran Muhammad bin Abd. Wahab mempunyai
pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan pada periode modern diantaranya:
a)Hanya al-Quran dan al-hadits yang
merupakan sumber asli dari ajaran-ajaran Islam.
b) Taqlid kepada ulama tidak diperbolehkan
c)Pintu
ijtihad tidak tertutup tetapi terbuka
B. GERAKAN
ANTIIMPERIALISME JAMALUDDIN AL-AFGANI
1. SEJARAH SINGKAT JAMALUDDIN AL-AFGANI
Nama lengkapnya adalah Jamaluddin al-Afgani as-Sayid Muhammad bin Shafdar
al-Husain. Ia merupakan
seorang pemikir Islam, aktivis politik, dan jurnalis terkenal. lahir di desa
Asadabad, Afganistan 1838. Keluarganya merupakan penganut mazhab Hanafi.
2.
PERANAN JAMALUDDIN
AL-AFGANI di BIDANG POLITIK
Ketika berada di India al-Afgani
memulai misinya membangkitkan Islam. Kala itu India berada di bawah kekuasaan
penjajahan Inggris. Pada saat perlawanan terjadi di seluruh India, al-Afgani
turut ambil bagian dengan bergabung dalam perang kemerdekaan India di tahun
1857. Meski demikian, ia masih sempat pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah
haji.
Sepulang dari haji, al-Afgani
memutuskan untuk pergi ke Kabul. Di kota ini ia disambut oleh penguasa Afganistan,
Dost Muhammad Khan. Ketika Sher Ali Khan menggantikan Dost Muhammad Khan pada
tahun 1864, al-Afgani diangkat menjadi penasihatnya. Dan beberapa tahun
kemudian diangkat menjadi perdana menteri oleh Muhammad A’zam Khan.
Karena campur tangan Inggris dalam soal
poilitk di Afganistan dan kekalahannya dalam pergolakan melawan golongan yang
disokong Inggris, ia meninggalkan Afganistan tahun 1869 menuju India. Karena
koloni Inggris yang berada di India selalu mengawasi kegiatannya, ia pun
meninggalkan India dan pergi ke Mesir pada tahun 1871, dan menetap di Kairo.
Ia kembali ke lapangan politik ketika
pada tahun 1876 melihat adanya campur tangan Inggris dalam soal politik di
Mesir. Kondisi tersebut mendorong al-Afgani untuk terjun ke dalam kegiatan
politik di Mesir. Lalu pada tahun 1879, al-Afgani membentuk partai politik
dengan nama Hizb al-Watani (Partai Kebangsaan. Partai yang ia dirikan ini
bertujuan untuk memperjuangkan pendidikan universal, kemerdekaan pers, dan
memasukan unsur-unsur Mesir ke dalam posisi militer.
3.
KONSEP PAN-ISLAMISME
JAMALUDDIN AL-AFGANI
Ada dua pemikiran dari Jamaluddin
mengenai pembaruan yang menjadi cikal bakal lahirnya semangat Pan-Islamisme.
A.
menyebarkan jiwa kebangkitan di dunia Timur
dalam banyak bidang seperti kebudayaan dan pendidikan, menjernihkan agama,
akidah dan ahlak untuk mengembalikan kemuliaan dan kehormatan bangsa Timur.
B.
melawan
pendudukan kekuatan asing dan dunia Timur bisa membangun suatu hubungan dan
bersama-sama saling melindungi diri dari bahaya yang mengancam mereka sesama
umat Islam.
Jamaluddin juga
memandang semangat Pan-Islamisme ini bukan sebagai agama, melainkan sebagai
sebuah peradaban dan membangun kembali negara-negara Islam yang mengalami
kemerosotan karena kapabilitas para pemimpinnya yang tanpa pertimbangan dari
banyak aspek, seperti ras, agama, maupun keturunan untuk masuk untuk
mencampurkan tangannya pada urusan negara, dan menyadarkan para pemimpin untuk
melepaskan diri dari cengkraman penjajahan tersebut.
4.
PERANAN JAMALUDDIN AL-AFGANI PADA PENERBITAN URWATUL WUSQA
1879 Afghani
ke Eropa disana ia menuju ke Paris yang saat itu baru saja merasakan
iklim kebebasan setelah suksesnya revolusi Perancis dan jebolnya penjara
Bastille lambang kezaliman. Di Paris inilah Afghani memanfaatkan iklim
kebebasan dengan mendirikan lembaga Al Urwatul Wutsqa (ikatan yang kuat) yang
anggota nya terdiri atas orang-orang muslim dari india, mesir, suriah, afrika
utara dll.
C. MENELADANI SIKAP JAMALUDDIN AL-AFGANI
Sikap jamaluddin al-afgani yang patut
di teladani
·
Seorang penggagas pan-islamisme, nasionalisme,
anti-kolonialisme, & modernism islam.
·
Seorang orator & pembicara yang kharismatik
·
Sering berkunjung ke Negara-negara islam, yang memungkinkan
untuk menyebarluaskan gagasannya kepada orang banyak.
·
Menyerukan persatuan & kesatuan sebagai sendi kekuatan
umat islam
·
Menafsirkan kembali nilai-nilai islam
C. GERAKAN
PEMBARUAN MUHAMMAD ABDUH.
1. SEJARAH SINGKAT MUHAMMAD ABDUH
Muhammad
Abduh lahir pada tahun 1266 H atau 1894 M dan (wafat tahun 1905) di mesir. Di
usia 10 tahun dia belajar al – qur’an di rumahnya. Dua tahun kemudian dia sudah
menghafal seluruh al-qur’an. Di tahun 1862 Abduh kecil dikirim orang tuanya ke
Thantha untuk belajar di sekolah Al-qur’an yang bernama Al-Jamie Al – Ahmad dan
brguru dengan Syaikh Ahmad.
Saat
kuliah di Al-Azhar Abduh bertemu dengan Jamaluddin Al–Afgani ( 1839 – 1897 M).
Pada
tahun 1871, Afghani kembali ke Mesir, tapi dengan niat untuk menetap di sana.
Dengan keberadaannya ini, akhirnya membuat kontak antara Abduh dan Afghani
semakin intens, layaknya hubungan belajar antara murid dengan guru.
2.
PERANAN MUHAMMAD
ABDUH DI BIDANG POLITIK
Ketertarikan Muhammad Abduh pada dunia politik dimulai
semenjak perkenalannya dengan seorang tokoh pembaharu yaitu Jamaludin Al Afgani
pada tahun 1870 sewaktu Ia masih menjadi mahasiswa di al-Azhar. ditahun 1880
abduh diangkat menjadi redaktur surat kabar resmi pemerintah “Al-Waqi’
Al-Misriyah”.
Al Waqi’ Al-Misriyah ,surat kabar resmi pemerintah dibawah
pimpinan Muhammad Abduh,mempunyai peranan penting dalam perjuangan rakyat Mesir
melawan kolonial,dimana surat kabar bukan hanya menyiarkan berita-berita resmi,
tetapi juga artikel-artikel tentang kepentingan Mesir dan senantiasa mendorong
rasa nasionalisme rakyat Mesir untuk membela negaranya.
Melalui majalah ini Ia bersama Jamaludin Al-Afgani menyusun
gerakan bernama Al-Urwatul Wutsqa,yaitu gerakan kesadaran umat Islam sedunia.
Dengan perantaraan majalah itulah ditiupkannya suara keinsyapan keseluruh dunia
Islam ,supaya mereka bangkit dari tidurnya melepaskan cara berpikir fanatik dan
kolot serta bersatu membangun kebudayaan dunia berdasarkan nilai-nilai Islam. Dibidang
politik kenegaraan,Abduh memiliki ide-ide yang berbeda dengan gurunya Jamaludin
Al-Afgani.Al Afgani menghendaki pembaharuan umat Islam melalui pembaharuan
negara,sedangkan Abduh berpendapat bahwa pembaharuan negara dapat dicapai
melalui pembaharuan umat.Abduh tidak menghendaki jalan revolusi tapi melalui
jalan evolusi. Oleh karena itu Abduh tidak menghendaki sikap konfrontatif
terhadap penjajah agar dapat memperbaiki umat dari dalam.
3. PEMIKIRAN PEMBARUAN MUHAMMAD ABDUH
·
Salah satu pemikiran Abduh yaitu::
lmu
pengetahuan modern (Barat) didasarkan kepada sunnatullah (hukum alam).
Karenanya, mengikutinya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
·
Salah
satu ide pemikiran pendidikan Abduh yang
diusulkan ke Universitas Al-Azhar
- Mengubah sistem pendidikan dari mempelajari ilmu sistem hafalan menjadi sistem pemahaman dan penalaran.
- Masa belajar di perpanjang dan memperpendek masa liburan.
4.
MENILAI PEMIKIRAN
PEMBARUAN MUHAMMAD ABDUH.
Prof. Ishak M. Husaini menggabarkan Abduh sebagai
sorang yang luar biasa. Bakatnya meliputi hampir seluruh bidang kehidupan.
Kegiatan-kegiatannya mempengaruhi banyak negeri Islam. Dia meneolak
serangan-serangan sarjana Barat terhadap Islam dengan menunjukkan bahwa tidak
ada pertentangan antara Islam dan akal; bagi Islam akal ibarat anak kunci
keimanan akan Tuhan".
Abduh dikenal sebagai seorang tokoh ahli tafsir,
hukum Islam, bahasa Arab dan sastra, logika, ahli ilmu kalam, filsafat, dan
soal-soal kemasyarakatan. Ia juga dikenal sebagai seorang ulama besar, penulis
ternama dan pendidik yang berhasil. Selain sebagai pembaharu Mesir Modern, ia
juga dikenal sebagai pembela Islam yang gigih, seorang jurnalis (wartawan) yang
tajam, hakim yang visioner, serta sebagai sosok pemimpin politik yang ulung.
Abduh juga adalah seorang mufti, yaitu suatu jabatan keagamaan tertinggi di
Mesir.
D. GERAKAN PEMBARUAN
MUHAMMAD RASYID RIDA
1. SEJARAH SINGKAT MUHAMMAD RASYID RIDA
Nama lengkap nya Rasyid Ibn Ali Ridha Ibn Muhammad
Syamsuddin Ibn Muhamad Bahauddin Ibn Manla Ali Khalifah di Qalmun (syam) tahun
1282 H/1865 M. wafat nya 1354 H, bertepatan dengan 22
Agustus 1935 M.
2. PERANAN MUHAMMAD RASYID RIDA DALAM
PENGEMBANGAN PEMIKIRAN MUHAMMAD ABDUH
Pada tahun 1299
H/1882 H, Muhammad Rasyid Ridha masuk ke sekolah Islam Negeri (al-Madrasah
al-Wataniyah al-Islamiyah). Di sana dia bertemu dengan Muhammad Abduh serta
dialognya meninggalkan kesan cukup mendasar pada dirinya karena itu, Muhammad
Rasyid Ridha mulai menjalankan ide-ide pembaharuannya ketika berada di Suria,
tetapi usahanya mendapat tantangan dari kerajaan Utsmani karena merasa tidak
bebas maka ia memutuskan untuk pindah ke Mesir, negeri gurunya (Muhammad
Abduh).
Setelah beberapa
bulan di Mesir, Muhammad Rasyid Ridha berhasil meyakinkan gurunya tentang amat
perlunya diterbitkan sebuah majalah yang merupakan corong bagi pembaharuan
Islam, maka diterbitkanlah majalah al-Manar. Satu tahun kemudian, Rasyid
Ridha kembali berhasil mendesak gurunya supaya menulis sebuah tafsir moderen
dari al-Quran yang relevan dengan ide-ide yang dicetuskannya, tafsir itu
diterbitkan secara berkala dalam majalah al-Manar dengan judul Tafsir
al-Quran al-Hakim, dari situlah timbul apa yang kemudian dikenal dengan Tafsir
al-Manar.
3. PEMIKIRAN PEMBARUAN MUHAMMAD RASYID
RIDA
Salah satu pemikiran pembaruan Syekh Muhammad Rasyid Ridha yaitu::
Dalam masalah politik, kemunduran umat
Islam dalam bidang ini adalah karena perpecahan. Untuk itu, dia menyeru umat
Islam agar bersatu kembali di bawah satu keyakinan, satu sistem moral, satu
sistem pendidikan, dan tunduk dalam satu sistem hukum dalam satu kekuasaan yang
berbentuk negara. Namun, negara yang diinginkannya bukan seperti konsep Barat,
melainkan negara dalam bentuk khilafah (kekhalifahan) seperti pada masa
Al-khulafa ar-Rasyidin. Dia menganjurkan pembentukan organisasi Al-jami’ah
al-Islamiyah (Persatuan Umat Islam) di bawah naungan khalifah.
DAFTAR PUSTAKA ::
·
Karim, M. Abdul. 2007. Sejarah
Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher
·
Nasution Harun. 1996. Pembaruan
Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
·
Ridho, Muhammad Rashid. Tarikh al-Ustaadz al-Imam Muhammad Abduh. Mesir: Al-Manar.
·
Suwitno dan Fauzan, 2003. Sejarah
Pemikiran Para Tokoh Pendidikan. Bandung: Angkasa
jawaban
SKI hal.115
1. gerakan pembaruan di arab Saudi yg menganut paham salafi
di pelopori oleh
c. Muhammad rasyid ridla
2. dalam pemurnian akidah dari syirik & bidah, mazhab yg
di jadikan sebagai madzhab resmi kerajaan Saudi Arabia yg berpusat di riyad
adalah
a. paham wahabi
3. ulama Indonesia yang menyebarluaskan paham wahabi dg
gerakan paderi adalah
d. H. miskin, H.Piabang & H. sumanik
4. imam sanusi juga menyebarluaskan paham wahabi di Negara
e. aljazair & libia
5. pola pikir salafi imam ahmad bin hanbal yg diikuti
Muhammad bin abdul wahab mempunyai kesamaan dg pola pikir
a. imam al-asy’ari
6.tokoh politik yg gigih melwan imprialisme yg lahir di
asdabad 1838M adalah
d. jamaluddin al- afgani
7. gerakan anti imperialisme & revolusioner yg bernama
pan-islamisme di pelopori oleh
e. jamaluddin al-afghani
8. gerakan pan-islamisme ternyata juga berkembang di india
yg di pelopori seorang liberalis bernama
b. aga khan
9. pusat gerakan pan-islamisme pda tahap awal berpusat di
a. Kabul, Afghanistan
10. organisasi “urwatul
wusqa” pertama kali didirikan di kota
c. mesir
11. pembaruan pendidikan islam di al-azhar mesir di lakukan
oleh
a. Muhammad abduh
12. karya Muhammad abduh di bidang aqidah islam ialah
a. tafsir al-manar
13. Muhammad abduh di lahirkan di mesir tahun
b. 1849 M
14. kitab tafsir al-manar merupakan karya dari
c. Muhammad rasyid ridla
15. salah satu ide pembaruan supaya umat islam meninggal kan
sikap fatalis (jabariyah) adalah gagasan yang di kemukakan oleh
b. Muhammad rasyid ridla
Tidak ada komentar:
Posting Komentar